DEFINISI
Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah (yang berfungsi membawa oksigen) mengalami penurunan untuk memenuhi kebutuhan hsiologis tubuh. Kebutuhan hsiologis spesifk bervariasi pada manusia dan bergantung pada usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan tahap kehamilan
ANATOMI

Fungsi Darah: Darah merupakan komponendarah merupakan satu-satunya jaringan cairan dalam tubuh manusia.
- Membawa gas, nutrisi dan produk sisa metabolisme. Oksigen masuk kedalam darah dalam prau-paru dan diangkut ke sel. Karbon dioksida, yang diproduksi oleh sel, diangkut dalam darah ke paru-paru, dimana ia dikeluarkan. Nutrisi, ion dan air yang dicerna dibawa oleh darah dari saluran pencernaan ke sel, dan produk sisa metabolisme dipindahkan ke ginjal untuk di eliminasi.
- Membentuk gumpalan darah (clot). Protein pembekuan membantu membendung kehilangan darah ketika pembuluh darah terluka. Sehingga, darah tidak terus-menerus mengalir keluar dari dalam tubuh.
- Transportasi molekul yang diproses oleh tubuh. Sebagian besar zat diproduksi di satu bagian tubuh dan diangkut dalam darah ke bagian lainnya.
- Perlindungan terhadap zat asing. Antibodi dalam darah membantu melindungi tubuh dari patogen (zat asing).
- Transportasi molekul yang mengatur proses tubuh, seperti hormon dan enzim.
- Pemeliharaan suhu tubuh. Darah hangat diangkut dari dalam ke permukaan tubuh, dimana panas dilepaskan dari darah keluar tubuh melalui pori-pori.
- Pengaturan pH dan osmosis. Albumin (protein darah) merupakan penyangga darah yang mempunyai peranan penting terhadap tekanan osmotik darah, dimana tekanan osmotik berperan dalam menjaga kadar air dalam aliran darah
Komponen Darah:
Pada dasarnya, darah adalah jaringan ikat yang kompleks di mana sel-sel darah hidup, yang terbentuk dari berbagai macam unsur-unsur pembentuk darah.
- . Karakteristik dan Volume Darah: Darah adalah cairan yang lengket dan buram dengan rasa logam yang khas.
- Warna, Tergantung pada jumlah oksigen yang dibawanya, darah kaya oksigen berwarna merah tua, dan darah yang mengandung sedikit oksigen berwarna merah pudar.
- Berat. Darah lebih berat daripada air dan sekitar 5 kali lebih tebal, atau lebih kental daripada air.
- pH. Darah sedikit basa, dengan pH antara 7,35 – 7,45.
- Suhu. Suhu darah (38 derajat Celcius, atau 100,4 derajat Fahrenheit) selalu lebih tinggi dari suhu tubuh.
- Plasma Darah: Plasma, yang terdiri dari 90% air, adalah bagian cair dari darah.
- Zat Terlarut. Contoh zat terlarut meliputi nutrisi, garam (elektrolit), gas pernafasan, hormon, protein plasma dan berbagai zat sisa dan produk metabolisme sel.
- Protein plasma. Protein plasma adalah zat terlarut terbanyak dalam plasma; kecuali untuk antibodi dan hormon berbasis protein, sebagai besar protein plasma dibuat oleh hati.
- Komposisi. Komposisi plasma bervariasi secara terus menerus ketika sel mengeluarkan atau menambahkan zat ke dalam darah; dengan asumsi diet sehat, komposisi plasma dijaga relatif konstan oleh berbagai mekanisme homeostatis tubuh.
- . Komponen Pembentuk Darah: Darah, jika diamati melalui mikroskop cahaya, sel darah merah akan terlihat bebentuk cakram, sel darah putih berbentuk bulat bernoda mencolok dengan beberapa trombosit yang tersebar terlihat seperti puing-puing.
- Eritrosit, atau sel darah merah, berfungsi untuk mengangkut oksigen dalam darah ke semua sel tubuh.
- Anucleate. Sel darah merah berbeda dari sel darah lain karena sel darah merah mempunyai inti, yang berarti sel darah merah tidak memiliki nukleus dan mengandung sangat sedikit organel.
- Hemoglobin. Hemoglobin, protein yang mengandung zat besi, mengangkut sebagaian besar oksigen yang dibawa dalam darah.
- Penampilan mikroskopis. Eritrosit adalah sel kecil, fleksibel yang berbentuk seprti cakram bikonkaf – rata dengan pusat tertekan di kedua sisi; terlihat seperti donat mini jika dilihat dengan mikroskop.
- Penampilan mikroskopis. Eritrosit adalah sel kecil, fleksibel yang berbentuk seprti cakram bikonkaf – rata dengan pusat tertekan di kedua sisi; terlihat seperti donat mini jika dilihat dengan mikroskop.
- Darah normal. Secara klinis, darah normal mengandung 12-18 gram hemoglobin per 100 milimeter (ml); kadar hemoglobin sedikit lebih tinggi pada pria (13-18 g/dl) dibandingkan wanita (12-16 g/dl).
FAKTOR PENYEBAB
- Penurunan produksi sel darah merah (SDM), disebabkan oleh Sintesis DNA defektif: Defisiensi kobalamin, vitamin B 12 , defisiensi asam folat.
- Penurunan sintesis hemoglobin: Defisinsi zat bes, talasemia, anemia skleroblastik.
- Penurunan jumlah eritrosit prekursor: Anemia aplastik, anemia dari leukemia, penyakit kronis.
- Peningkatan destruksi sel darah merah (SDM).
- Intrinsik: Sickle cell anemia, defisiensi enzim,membran abnormal
- Ekstrinsik: Trauma fsik, antibodi (autoimun dan isoimun)
PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaik
Anemia menyebabkan transpor oksigen mengalami gangguan. Hemoglobin yang berkurang atau jumlah SDM yang sangat menurun menyebabkan oksigen yang tidak adekuat dibawa ke seluruh jaringan dan berkembang menjadi hipoksia. Tubuh mengompensasi keadaan tersebut dengan meningkatkan produksi SDM, meningkatkan curah jantung dengan meningkatkan isi sckuncup atau irama jantung, meredistribusi darah dari jaringan yang kebutuhan oksigennya rendah ke jaringan yang kebutuhan oksigennya tinggi.
TANDA DAN GEJALA
- Lelah karena hipoksia karena oksigen yang tersedia untuk jaringan
- tubuh kurang.
- Kelemahan karena hipoksia.
- Muka pucat karena oksigen yang tersedia untuk jaringan permukaan kurang
- Takikardia karena tubuh mencoba mengimbangi ketersediaan oksigen yang kurang dengan berdetak lebih cepat untuk meningkarkan perse diaan darah.
- Dispnea atau pemendekan napas karena hipoksia sebab tubuh berusaha,mendapatkan lebih banyak oksigen.
- Desisan sistolik karena naiknya turbulensi aliran darah
- Angina karena otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.
- Sakit kepala karena hipoksia.
- Kepala terasa ringan karena hipoksia.
- Tulang sakit karena naiknya erythroporesis sebab tubuh berusaha menyembuhkan anemia.
- Penyakit kuning (jaundice) dalam anemia hemolitik karena naiknya tingkat bilirubin sebab sel darah merah rusak.
Komplikasi
- takikardia
- dypnea
- angina
- mual dan muntah
- pusing.dan pingsan
- mudah infeksi
TEST DIAGNOSTIK
- Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
- Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)
- Peningkatan Bilirubin total
- Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
- Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
PENATALAKSANAAN MEDIS
1.Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas hemoglobin dan oksigenasi jaringan, ditandai dengan cepat lelah saat beraktivitas, lemas, dan pucat. Tujuan: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- Perfusi jaringan tidak efektif (jaringan perifer) berhubungan dengan penurunan jumlah sel darah merah, ditandai dengan pucat, kulit dingin, dan nadi lemah. Tujuan: Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat.
- Kurang pengetahuan mengenai kondisi anemia dan perawatan diri berhubungan dengan kurang informasi. Tujuan :Pasien dan/atau keluarga memahami tentang kondisi anemia dan cara pengelolaannya.
- Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat anemia aplastik atau anemia karena penyakit kronis. Tujuan : Pasien dan/atau keluarga memahami tentang kondisi anemia dan cara pengelolaannya.
INTERVENSI KEPERAWATAN
- Kaji tingkat kelelahan dan respons pasien terhadap aktivitas setiap shift.
- Anjurkan pasien untuk beristirahat sebelum dan sesudah aktivitas ringan.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas jika dibutuhkan, sambil mendorong kemandirian secara bertahap.
- Ajarkan teknik penghematan energi seperti duduk saat mandi, mengatur waktu aktivitas.
- Pantau tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen terapi anemia seperti suplementasi zat besi, transfusi jika perlu.
- Kaji tanda-tanda perfusi perifer, seperti warna kulit, suhu, kapiler refill, dan nadi perifer setiap shift.
- Posisikan pasien dengan elevasi tungkai (jika tidak kontraindikasi) untuk meningkatkan aliran darah.
- Monitor hemoglobin dan hematokrit secara berkala sesuai instruksi medis.
- Observasi tanda-tanda hipoksia: sesak napas, sianosis, gelisah.
- Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam untuk mengoptimalkan oksigenasi.
- Kolaborasi pemberian oksigen jika diperlukan sesuai indikasi medis.
- Kaji adanya tanda infeksi (demam, kemerahan, nyeri, bengkak) setiap shift.
- Ajarkan pasien tentang pentingnya kebersihan diri dan tangan.
- Batasi pengunjung jika pasien dalam kondisi imunodefisiensi.
- Gunakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan prosedur invasif.
- Pastikan area sekitar pasien bersih dan higienis.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemantauan dan pemberian antibiotik bila diperlukan.
REFRENSI
- Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal bedah : Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8-Buku 2. Jakarta, Indonesia: CV Pentasada Media Edukasi.
- Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8-Buku 2. Singapura: Elsevier.
- Digiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah, DeMYSTiFieD. Rapha Publishing.
- Hurst, M. (2014). keperawatan medikal bedah. jakarta.
- NS.RUMIRIS P, M. (n.d.). ASKEP PASIEN DENGAN HERNIA. 17.
- Nuranif, S.Kep.,Ns, A. H., & S.Kep.,Ns, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Percetakan Medication Publishing Jogjakarta.
- PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
- RICHARD.L.DRAKE. (2012). dasar dasar anatomi GRAY. SINGAPURA: ELSEVIER.
- Ross, Wilson, Waugh, A., Grant, A., & Nurachman, E. (2017). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi, Edisi Indonesia ke-12. Singapura: Elsevier.
0 Komentar