DIFINISI
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi. Atau Gagal jantung adalah suatu kondisi patofisiologi ketika jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh
ANATOMI

Kontraktilitas miokard mewakili kemampuan bawaan otot jantung ( otot jantung atau miokardium) untuk berkontraksi . Kemampuan untuk menghasilkan perubahan gaya selama kontraksi dihasilkan dari peningkatan derajat pengikatan antara berbagai jenis jaringan, yaitu antara filamen jaringan miosin (tebal) dan aktin (tipis). Derajat pengikatan tergantung pada konsentrasi ion kalsium di dalam sel. Dalam jantung utuh in vivo , aksi / respons dari sistem saraf simpatis didorong oleh pelepasan katekolamin pada waktu yang tepat., yaitu proses yang menentukan konsentrasi ion kalsium dalam sitosol sel otot jantung. Faktor penyebab peningkatan kerja kontraktilitas dengan menyebabkan peningkatan ion kalsium intraseluler (Ca ++ ) selama kontraksi
ETIOLOGI
Gagal jantung merupakan komplikasi yang paling sering terjadi MI akut atau iskemia jantung berkepanjangan yang merusak otot jantung. Gagal jantung dapat disebabkan oleh:
- Kardiomiopati (apa pun penyebabnya).
- Takikardia kronis (hipertiroidisme yang tidak diobati).
- Hipertensi pulmonari (akut atau kronis).
- Penyakit jantung bawaan.
- Penyakit katup jantung yang didapat, penyakit jantung theumatoid
- (RHD) = endokarditis.Miokarditis (virus menyerang otot jantung)
- .Hipertensi sistemik jangka panjang (peningkatan afterload menahun).
- CAD dengan iskemia kronisPenggantian serabut otot miokardial dengan jaringan parut (kerusakan dari berbagai penyebab).


PATOFISIOLOGI
Gagal jantung adalah kondisi yang terjadi ketika fungsi jantungterganggu sehingga pompa jantung tidak bisa lagi membuat darah bergerak melalui jantung, Jantung cidak bisa menanggung beban kerja dan kegagalan menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari normal di dalam ruang jantung, peregangan berlebihan pada dinding otot, dan melemahnya kemampuan jantung untuk berkontraksi. Saat jantung sisi kanan kewalahan dengan aliran darah yang darang dan tidak bisa secara efektif mendorong volume tersebut, tekanan vena meningkat dalam sirkulasi sistemik dan cairan bocor keluar schingga menyebabkan pembesaran organ, edema, dan asites. Ketika jantung sisi kiri mengalami kegagalan, tekanan meningkac dan darah mengalir ke belakang sehingga menimbulkan tanda dan gejala pernapasan. Peningkatan beban kerja pada jantung memicu sistem aldosterone renin angiotensin (RAAS). Hormon stres, yaitu epinefrin dan norepinefrin dilepaskan, yang bukannya membantu mengatasi masalah, tetapi menciptakan lebih banyak masalah, Di bawah pengaruh epinefrin dan norepinefrin, jantung berdetak lebih cepat dengan kekuatan kontraktil yang lebih besar (meningkackan beban kerja jantung yang sudah kelebihan beban), melawan tahanan yang lebih besar yang disebabkan oleh efek vasokonstriksi perifer dari katekolamin. Serabut otot jantung (miofbril) menjadi rusak karena stres akibat peningkatan preload dan afterload. Miofbril yang rusak berupaya memperbaiki dirinya sendiri, tetapi proses perbaikan yang disebut “remodeling” mengakibarkan ketidaknormalan pada massa otot dan ruang ventrikel karena fungi miofbril yang buruk. Stres dan kerusakan yang lebih banyak mengakibatkan lebih banyak remodeling sehingga memperparah gagal jantung yang berat.
Gagal jantung berdasarkan stadium (AHA 2022)

TANDA GEJALA
- Profil Hemodinamik pada ADHF: peningkatan tekanan dan penurunan CO yang dijabarkan menjadi wet, dry, warm, cold Warm atau cold menunjukkan CO dan perfusi perifer
- Wet atau dry :menunjukkan status volume cairan
- Wet : klien dengan gejala kelebihan volume cairan ditandai dengan sesak nafas, edema dan peningkatan JVP.
- Dry: menunjukkan volume berkurang
- Warm :perfusi perifer adekuat dan CO adekuat.
- Cold : CO buruk atau penurunan sirkulasi dengan buruknya perfusi ke organ tubuh atau ekstremitas.
TEST DIAGNOSTIK
- EKG : gel Q pathologic , LV hypertrophy, juga A-V arrythmias
- CXR:cardiomegaly: pembesaran jantung
- ECHO: best test: mengetahui Fs. jantung ↓ EF
- CARDIAC CATHETERIZATION: bila angina/MI
- SERUM LAB: AGD,BUN,CREATININE,LIVER ENZYMES,ELECTROLYTES
- BNP (brain-natriuretic peptide) àpemeriksaan darah mengetahui kerusakan ventrikel
KOMPLIKASI
- Aritmia ventrikel Pasien dengan gagal jantung mempunyai risiko untuk mengalami aritmia, biasanya disebabkan karena tachiaritmias ventrikuler. Aritmia ventrikel dapat menyebabkan sinkop atau kematian jantung mendadak (25-50% kematian pada CHF). Pada pasien yag berhasil diresusitasi, amiodaron, bloker β, dan defibrillator yang ditanam mungkin turut mempunyai peranan.
- Efusi pleura Komplikasi ini dihasilkan dari peningkatan tekanan kapiler. Transudasi cairan terjadi dari kapiler masuk ke dalam ruang pleura. Efusi pleura biasanya terjadi pada lobus bawah darah.
- Hepatomegali Dapat terjadi karena lobus hati mengalami kongestif dengan darah vena sehingga menyebabkan perubahan fungsi hati. Kematian sel hati, terjadi fibrosis dan akhirnya sirosis. Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut yang mengakibatkan hati tidak dapat berfungsi dengan baik.
- Kerusakan atau kegagalan ginjal MODUL PRAKTIKUM KARDIOVASKULAR II 20 Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.
- . Syok kardiogenik Syok kardiogenik terjadi karena akibat jantung mengalami dekompensasi sehingga Cardiac Output semakin menurun yang mengakibatkan vaskularisasi jantung tidak efektif. Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah,hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi, serta kulit yang dingin dan lembab
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pola Persepsi Kesehatan – Manajemen Kesehatan
- Persepsi pasien terhadap kondisi CHF-nya?
- Kepatuhan terhadap pengobatan dan kontrol rutin?
- Riwayat merokok, konsumsi alkohol, pola hidup?
- Apakah pasien mengetahui larangan diet garam atau cairan?
- Pernah dirawat karena penyakit jantung sebelumnya?
2. Pola Nutrisi dan Metabolik
- Nafsu makan menurun/meningkat?
- Adakah mual, muntah, atau anoreksia?
- Pola makan tinggi garam atau lemak?
- Berat badan naik/turun? (akibat retensi cairan)
- Pemeriksaan kulit: pucat, sianosis, atau turgor menurun?
3. Pola Eliminasi
- Frekuensi dan warna urin?
- Adakah oliguria atau nokturia?
- Adakah konstipasi (karena obat diuretik)?
4. Pola Aktivitas dan Latihan
- Mudah lelah saat aktivitas ringan?
- Adakah sesak napas saat aktivitas atau saat tidur (ortopnea)?
- Kekuatan otot dan mobilitas?
- Adakah penggunaan alat bantu (oksigen, kursi roda)?
DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan jantung gagal memompa
- Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan kapiler paru yang mengakibatkan edema pulmonal
- Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penimbunan asam laktat yang menimbulkan sesak 4. Resiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/ai
- Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan cardiac output
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan akibat penurunan suplai darah ke jaringan
- Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur b.d adanya sesak akibat adanya penimbunan asam laktat
- Ansietas berhubungan dengan proses penyakit , prognosis dan ketakutan akan kematian
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak bisa menerima perubahan gaya hidup yang dianjurkan
INTERVENSI KEPERAWATAN
- Kaji dan laporkan adanya tanda penurunan curah jantung /Rkejadian morbiditas dan mortalitas berhubungan dengan MI yang lebih dari 24 jam pertama
- Auskultasi nadi apical, kaji frekuensi dan irama jantung R/Untuk mengompensasi penurunan kontrakstilitas ventrikel berhubungan dengan resiko komplikasi
- Palpasi nadi perifer R/Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulsus alteran mungkin ada
- Pantau adanya pengeluaran urin, catat volume dan konsentrasi urin R/Ginjal berespon untuk menurunkan curah jantung dengan menahan cairan dan natrium.
- Kaji perubahan pada sensorik seperti: letargi, cemas dan depresiR/ Dapat menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadap penurunan curah jantung.
- Berikan istirahat posisi semirekumben R/ Untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan kebutuhan oksigen miokardium dan kerja berlebihan
- Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan yang tenang R/ Stress emosi menghasilkan vasokontriksi yang terkait dengan
- Batasi aktivitas seperti BAB dan BAK disamping tempat tidur untuk menghindari respon valsava R/Maneuver valsava menyebabkan rangsang vagal diikuti dengan takikardi yang selanjutnya berpengaruh pada fungsi jantung/ curah jantung
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi R/Meningkatkan sediaan oksigen dapat melawan efek hipoksia
- Kolaborasi pemberian obat: Berikan obat-obatan sesuai dengan idikasi misalnya, digitalis, diuretic R/ Kolaborasi pemberian obat: Berikan obat-obatan sesuai dengan idikasi misalnya, digitalis, diuretic
- Pantau seri EKG R/EKG merupakan indicator utama terhadap perubahan konduksi elektrikal jantung
REFRENSI
- American Heart Association (AHA)
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
- Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2020). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing.
- Huether, S. E., & McCance, K. L. (2020)
- HUETHER, S. E. (2019). BUKU AJAR PATOFISIOLOGI. SINGAPURA: ELSEVIER.
- BLACK, J. M. (2014). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. SINGAPURA: ELSIVIER .
- demystified. (2013). keperawatan kritis. jakarta: ANDI.
- HURS, M. (2019). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH. jakarta: EGC.
- JACSON, M. D. (2014). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DEMYSTIFIED. JAKARTA: RAPHA
0 Komentar